Minggu, 01 November 2009

PENCERAHAN DIRI

BUTIR - BUTIR PENCARARAHAN dan BUTIR – BUTIR RENUNGAN
DALAM MERAIH SUKSES DENGAN PENCERAAHAN DIRI
1. Sakit menyebabkan manusia menderita
2. Sakit membuat manusia tidak berdaya
3. Sakit dapat menjadikan manusia menjadi miskin
4. Namun sakit juga memberi peluang, agarkit menyadari bahwa uang bukan segala-galanya. Bahwa kekayaan yang kita miliki tidak ada artiny di hadapan TUHAN.
Tergantung dari mana sudut kita memandang kehidupan kita. “you are what you think”. Anda adalah apa yag Anda pikirkan. Apabila anda berpikir positif, kehidupan Anda juga kan positif, tapi sebaliknya jika Anda berfikir negative, maka kehidupan Anda pun menjadi negative.


 Ketakutan , kegelisahan, dan kecemasan hanya akan memperburuk kondisi kita secara lahir dan bathin
 Oleh karena kepasrahan akan membawa ketenangan diri.
 Ketenangan diri akan melepaskan belenggu stresssss.
 Ketengan diri akan menyembuhkan kita.
 Baik dari fisik maupun psikis.
 Lakukanlah sekarang jangnan tunggu sampai besok, karena esok mungkin sudah terlambat.
 Jangan prnah meluppakan bahwa terkadang kasempatan hanya akan dating sekali dalam hidup kita. Sayang kalau dia berlalu begitu saja.

MENUJU KATA SUKSES

LANGKAH AWAL DALAM MEWUJUDKAN CITA-CITA KITA YANG MURAH TAPI HARUS DILAKUKAN DENGAN RUTIN DAN BENAR

 Membayangkan selintas, saat Anda membayangkan sebuah rumah , namun tidak dapat membayangkan dengan jelas seperti apa bentuknya.
 Membayangkan dengan nyata, yaitu ketika Anda dapat melihat dengan jelas rumah seutuhnya, namun belum dapat merasakan keberadaannya.
 Merasakan kehadiran apa yang dibayangkan, ketika Anda tidak saja dapt melihat rumah yang Anda idamkan, Anda dapat dengan jelas melihat warna rumah, bahkan dapat merasakan kehadiran Anda “di sana”.

Rabu, 28 Oktober 2009

TEMPAT-TEMPAT WISATA KOTA YOGYAKARTA

Di mana saja kita bisa berwisata di Jogja? Berikut ini beberapa daftar yang bisa Anda pilih:
  1. Gedung Bank Indonesia dan Kantor Pos Besar. Bangunan Kolonial yang indah ini terletak di utara untuk Karaton. Beberapa meter ke arah timur terdapat Gereja Agama Katholik tua yang terletak di Jl. Secodiningratan (Sekarang Jln P Senopati).
  2. Baron. Pantai ini terletak di Kabupaten Gunungkidul, berjarak sekitar 60 km arah selatan dari kota Yogyakarta. Pantai Baron merupakan muara dari aliran sungai di bawah batu karang. Pantai ini sebenarnya merupakan teluk yang diapit oleh dinding-dinding perbukitan pohon kelapa.
  3. Kukup. Ombaknya tergolong agak besar. Sebagai rangkaian alam perpantaian dari pantai Baron, gambaran tentang Pantai Kukup tidak jauh berbeda. Pantai ini berjarak sekitar 1 km dari Pantai Baron. Ciri khas dari obyek Pantai Kukup adalah pada koleksi ikan hiasnya. Pengunjung dapat sekedar melihat atau bahkan membelinya. Ciri lain menonjolkan yang eksotisme pantai ini adalah warna pasir pantainya yang putih kekuning-kuningan.
  4. Borobudur merupakan Candi Budha terbesar di dunia yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Terletak disebelah Barat Laut kota Yogyakarta, sejauh lebih kurang 42 km. Dibangun pada abad ke 8, dengan kerja keras dan keringat yang membasahi dibawah sengatan terik matahari daerah tropis, ditunjang ketekunan para pekerja dan dedikasi yang tinggi dari kerabat dan rakyat wangsa Cailendra yang berkuasa pada saat itu.
  5. Museum Sonobudoyo merupakan meseum budaya yang lengkap setelah Museum Pusat Jakarta. Terletak di sisi barat laut alun-alun utara Yogyakarta. Museum yang juga merupakan sarana pendidikan, khususnya dalam bidang seni-budaya dana kepurbakalaan, museum ini juga memiliki perpustakaan yang cukup memadai terutama buku-buku yang berkaitan dengan masalah kebudayaan juga menyimpan warisan budaya rokhani yang tiada bernilai tingginya, dapat dikunjungi setiap hari antara pukul 08.00 – 13.00 WIB.
  6. Dirgantara Mandala Museum terletak di kompleks Lanuma Adisucipto. Di dalam Museum ini terdapat foto tokoh AURI, panji-panji/pataka kapal terbang yang digunakan Angkatan Udara Indonesia dari tahun 1945 sampai sekarang, dan benda-benda sejarah yang ada hubungannya dengan perjuangan AURI. Untuk berkunjung ke Museum ini, pada saat kedatangannya pimpinan rombongan/pengunjung perlu lapor di pos perjagaan. Museum ini dibuka tiap hari : Senin s/d Kamis jam 08.00 – 13.30, Jum’at jam 08.00 s/d 11.00 dan hari Sabtu jam 08.00 s/d 12.00.
  7. Vredeburg Dipusat kota, didepan Gedung Agung (bekas istana Presiden RI di jaman Yogyakarta menjadi ibukota Negara tahun 1946),dibelakang Monumen Serangan Umum 1 Maret terletak sebuah benteng kuno, Vredeburg. Benteng ini sengaja didirikan oleh penjajah Belanda untuk mengamankan pemerintahannya dengan seorang Gubernur Hindia Belanda yang bertempat tinggal di Gedung Gubernuran (Gedung Agung sekarang).
  8. Gedung Agung Istana Yogyakarta yang dikenal dengan nama Gedung Agung terletak di pusat keramaian kota, tepatnya di ujung selatan Jalan Akhmad Yani dahulu dikenal Jalan Malioboro, jantung ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan istana terletak di Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kotamadya Yogyakarta, dan berada pada ketinggian 120 meter dari permukaan laut. Kompleks istana ini menempati lahan seluas 43,585 m2.
  9. Gembira Loka is relatively a small zoo located on the bank of river Gajah Wong, 3 km east of main Post Office. It has interesting collection of animals, local and foreign. In the compound, there are recreational facilities such as a pond for boating and a children’s playground. During school holidays, gamelan and musical entertainment are performed in the grounds.
  10. Malioboro merupakan salah satu pusat perbelanjaan di Jogja. Keramaian dan semaraknya Malioboro tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan.
  11. Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan sumber pancaran seni budaya Jawa yang dapat di saksikan melalui keindahan arsitektur dengan ornamen-ornamennya yang sangat mempesona. Setiap hari, Kraton terbuka kunjungan wisatawan mulai pukul 7.30 hingga pukul 13.00, kecuali pada hari Juma’t Kraton hanya buka sampai dengan pukul 12.00 WIB.
  12. Krakal Meskipun masih satu mata rantai dari kunjungan ke Pantai Baron dan Pantai Kukup, nuansa perjalanan menuju lokasi Pantai Krakal sedikit berbeda. Bahkan boleh dikatakan, Pantai Krakal memberikan gambaran seutuhnya tentang panorama pantai.
  13. Masjid Agung Terletak di sebelah Barat Alun-alun Utara Yogyakarta yang hingga kini masihdipergunakan untuk tempat beribadah sehari-hari bagi umat Islam. Di hari-hari besar Islam ,masjid ini dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan upacara-upacara resmi keagamaan Islam dari Kraton Yogyakarta.Masjid Agung Yogyakarta memiliki gaya bangunan jawa yang spesifik, utamanya dalam bentuk atapnya yang disamping unik juga indah menyerupai masjid Agung Kadilangu yang dibangun oleh Sunan Kalijaga (salah seorang wali sango di kota antik Demak)Di sayap Timur bagian depan dari Istana ini dipergunakan sebagai Museum Puro Pakualaman dengan mempergunakan 4 buah ruangan, yang dapat dikunjungi masyarakat setiap hari Senin dan Kamis antara pukul 11.00 hingga 13.00. Dalam Museum ini tersimpan benda-benda bersejarah yang memiliki nilai Budaya tinggi, dan merupakan tinggalan masa silam dari keluarga Paku Alam.
  14. Merapi Gunung Merapi mempunyai ketinggian 2968 m dari permukaan laut dan terletak lebih kurang 25 km dari Yogyakarta. Gunung Merapi terbentuk pertama kali sekitar 60.000-80.000 tahun yang lalu. Namun sejarah aktivitasnya baru mulai diamati dan ditulis sebagai dokumen sejak tahun 1791.
  15. Parangtritis. Pantai Parangtritis terletak sekitar 27 km di sebelah selatan kota Yogyakarta. Lokasinya mudah dijangkau dengan berbagai alat transportasi. Disamping itu, di kawasan ini cukup banyak tersedia fasilitas penginapan dan rumah makan, kolam renang, pemandian dan bumi perkemahan. Untuk mencapai lokasi wisata ini, terdapat dua jalur yang dapat digunakan. Jalur pertama relatif lebih pendek, takni 27 km dari Yogyakarta, Kraton Yogyakarta-Desa Kretek-Pantai Parangtritis.
  16. Prambanan Candi Prambanan terletak kurang lebih 17 kilometer ke arah Yogya Solo (perempatan Janti ke Timur). Tiap orang pasti akan melihat candi ini karena letaknya yang hanya 100 meter dari jalan utama. Di waktu malam Candi ini akan lebih indah karena diSorot oleh sinar lampu berkekuatan tinggi.Candi Hindu yang tingginya 47 meter ini dibangun oleh Dinasti Sanjaya di abad 9.
  17. ugu Yogya adalah salah satu bangunan peninggalan Sultan Hamengku Buwana I. Pembangunan Tugu tersebut dilakukan untuk memperingati rasa kebersamaan raja (pada waktu itu Pangeran Mangkubumui) dengan rakyat yang bersatu padu melawan Belanda sehingga Pangeran Mangkubumi mendapatkan tanah Mataram. Tugu tersebut dibangun setahun setelah Perjanjian Gianti. Ketinggian Tugu pada waktu dibangun pertama kali adalah 25 meter.

SIMAK JUGA SEJARAH KOTA YOGYAKARTA

Sejarah JOGJA

Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya Perjanjian Gianti pada Tanggal 13 Februari 1755 yang ditandatangani Kompeni Belanda di bawah tanda tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel. Isi Perjanjian Gianti : Negara Mataram dibagi dua : Setengah masih menjadi Hak Kerajaan Surakarta, setengah lagi menjadi Hak Pangeran Mangkubumi. Dalam perjanjian itu pula Pengeran Mangkubumi diakui menjadi Raja tas setengah daerah Pedalaman Kerajaan Jawa dengan Gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah.

Adapun daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya adalah Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede dan ditambah daerah mancanegara yaitu; Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, Grobogan.

Setelah selesai Perjanjian Pembagian Daerah itu, Pengeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I segera menetapkan bahwa Daerah Mataram yang ada di dalam kekuasaannya itu diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan beribukota di Ngayogyakarta (Yogyakarta). Ketetapan ini diumumkan pada tanggal 13 Maret 1755.

Tempat yang dipilih menjadi ibukota dan pusat pemerintahan ini ialah Hutan yang disebut Beringin, dimana telah ada sebuah desa kecil bernama Pachetokan, sedang disana terdapat suatu pesanggrahan dinamai Garjitowati, yang dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono II dulu dan namanya kemudian diubah menjadi Ayodya. Setelah penetapan tersebut diatas diumumkan, Sultan Hamengku Buwono segera memerintahkan kepada rakyat membabad hutan tadi untuk didirikan Kraton.

Sebelum Kraton itu jadi, Sultan Hamengku Buwono I berkenan menempati pasanggrahan Ambarketawang daerah Gamping, yang tengah dikerjakan juga. Menempatinya pesanggrahan tersebut resminya pada tanggal 9 Oktober 1755. Dari tempat inilah beliau selalu mengawasi dan mengatur pembangunan kraton yang sedang dikerjakan.

Setahun kemudian Sultan Hamengku Buwono I berkenan memasuki Istana Baru sebagai peresmiannya. Dengan demikian berdirilah Kota Yogyakarta atau dengan nama utuhnya ialah Negari Ngayogyakarta Hadiningrat. Pesanggrahan Ambarketawang ditinggalkan oleh Sultan Hamengku Buwono untuk berpindah menetap di Kraton yang baru. Peresmian mana terjadi Tanggal 7 Oktober 1756
Kota Yogyakarta dibangun pada tahun 1755, bersamaan dengan dibangunnya Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I di Hutan Beringin, suatu kawasan diantara sungai Winongo dan sungai Code dimana lokasi tersebut nampak strategi menurut segi pertahanan keamanan pada waktu itu
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menerima piagam pengangkatan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi DIY dari Presiden RI, selanjutnya pada tanggal 5 September 1945 beliau mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa daerah Kesultanan dan daerah Pakualaman merupakan Daerah Istimewa yang menjadi bagian dari Republik Indonesia menurut pasal 18 UUD 1945. Dan pada tanggal 30 Oktober 1945, beliau mengeluarkan amanat kedua yang menyatakan bahwa pelaksanaan Pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta akan dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII bersama-sama Badan Pekerja Komite Nasional

Meskipun Kota Yogyakarta baik yang menjadi bagian dari Kesultanan maupun yang menjadi bagian dari Pakualaman telah dapat membentuk suatu DPR Kota dan Dewan Pemerintahan Kota yang dipimpin oleh kedua Bupati Kota Kasultanan dan Pakualaman, tetapi Kota Yogyakarta belum menjadi Kota Praja atau Kota Otonom, sebab kekuasaan otonomi yang meliputi berbagai bidang pemerintahan masih tetap berada di tangan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kota Yogyakarta yang meliputi daerah Kasultanan dan Pakualaman baru menjadi Kota Praja atau Kota Otonomi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1947, dalam pasal I menyatakan bahwa Kabupaten Kota Yogyakarta yang meliputi wilayah Kasultanan dan Pakualaman serta beberapa daerah dari Kabupaten Bantul yang sekarang menjadi Kecamatan Kotagede dan Umbulharjo ditetapkan sebagai daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Daerah tersebut dinamakan Haminte Kota Yogyakaarta.
Untuk melaksanakan otonomi tersebut Walikota pertama yang dijabat oleh Ir.Moh Enoh mengalami kesulitan karena wilayah tersebut masih merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan statusnya belum dilepas. Hal itu semakin nyata dengan adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, di mana Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Tingkat I dan Kotapraja Yogyakarta sebagai Tingkat II yang menjadi bagian Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selanjutnya Walikota kedua dijabat oleh Mr.Soedarisman Poerwokusumo yang kedudukannya juga sebagai Badan Pemerintah Harian serta merangkap menjadi Pimpinan Legislatif yang pada waktu itu bernama DPR-GR dengan anggota 25 orang. DPRD Kota Yogyakarta baru dibentuk pada tanggal 5 Mei 1958 dengan anggota 20 orang sebagai hasil Pemilu 1955.
Dengan kembali ke UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 diganti dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, tugas Kepala Daerah dan DPRD dipisahkan dan dibentuk Wakil Kepala Daerah dan badan Pemerintah Harian serta sebutan Kota Praja diganti Kotamadya Yogyakarta.

Atas dasar Tap MPRS Nomor XXI/MPRS/1966 dikeluarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Berdasarkan Undang-undang tersebut, DIY merupakan Propinsi dan juga Daerah Tingkat I yang dipimpin oleh Kepala Daerah dengan sebutan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wakil Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengangkatan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah lainnya, khususnya bagi beliau Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Sedangkan Kotamadya Yogyakarta merupakan daerah Tingkat II yang dipimpin oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dimana terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengangkatan bagi kepala Daerah Tingkat II seperti yang lain.

Seiring dengan bergulirnya era reformasi, tuntutan untuk menyelenggarakan pemerintahan di daerah secara otonom semakin mengemuka, maka keluarlah Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan Daerah menyelenggarakan otonomi daerah secara luas,nyata dan bertanggung jawab. Sesuai UU ini maka sebutan untuk Kotamadya Dati II Yogyakarta diubah menjadi Kota Yogyakarta sedangkan untuk pemerintahannya disebut dengan Pemerintahan Kota Yogyakarta dengan Walikota Yogyakarta sebagai Kepala Daerahnya.


SEJARAH KOTA JOGJA….

DIY adalah sebuah daerah otonomi setingkat propinsi, satu dari 26 daerah Tingkat I yang ada di Indonesia. Propinsi ini beribukota di Yogyakarta, sebuah kota yang kaya predikat, baik berasal dari sejarah maupun potensi yang ada, seperti sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata. Menurut Babad Gianti, Yogyakarta atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa) adalah nama yang diberikan Paku Buwono II (raja Mataram tahun 1719-1727) sebagai pengganti nama pesanggrahan Gartitawati. Yogyakarta berarti Yogya yang kerta, Yogya yang makmur, sedangkan Ngayogyakarta Hadiningrat berarti Yogya yang makmur dan yang paling utama. Sumber lain mengatakan, nama Yogyakarta diambil dari nama (ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana. Dalam penggunaannya sehari-hari, Yogyakarta lazim diucapkan Jogja(karta) atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa).

Sebutan kota perjuangan untuk kota ini berkenaan dengan peran Yogyakarta dalam konstelasi perjuangan bangsa Indonesia pada jaman kolonial Belanda, jaman penjajahan Jepang, maupun pada jaman perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Yogyakarta pernah menjadi pusat kerajaan, baik Kerajaan Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta maupun Kadipaten Pakualaman. Sebutan kota kebudayaan untuk kota ini berkaitan erat dengan peninggalan-peninggalan budaya bernilai tinggi semasa kerajaan-kerajaan tersebut yang sampai kini masih tetap lestari. Sebutan ini juga berkaitan dengan banyaknya pusat-pusat seni dan budaya. Sebutan kata Mataram yang banyak digunakan sekarang ini, tidak lain adalah sebuah kebanggaan atas kejayaan Kerajaan Mataram.

Sebutan Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potenssi propinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, bahkan, yang terbaru, wisata malam. Predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di samping adanya berbagai pendidikan di setiap jenjang pendidikan tersedia di propinsi ini, di Yogyakarta terdapat banyak mahasiswa dan pelajar dari 26 propinsi (dulunya 27 propinsi sebelum Timor Timur keluar dari negara kesatuan Indonesia) di Yogyakarta. Tidak berlebihan bila Yogyakarta disebut sebagai miniatur Indonesia.

Disamping predikat-predikat di atas, sejarah dan status Yogyakarta merupakan hal menarik untuk disimak. Nama daerahnya memakai sebutan DIY sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa berkenaan dengan runutan sejarah Yogyakarta, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
jogja



Senin, 19 Oktober 2009

tips menjaga kesehatan

1.kurangin tidur banyyakin ngopi
2.makan teratur
3.makan-makanan bergizi
4.rajin berolah raga.
5.hindari merokok.
6.jangan suka mabok
7.istirahat teratur
semoga tips ini bermanfaat bagi anda